Di ruang multimedia SMA Negeri 9 Manado, lebih dari 35 orang pelajar mengikuti workshop dan orientasi eskul perfilman yang diberi nama Binix Sinematografi, Eskul perfilman ini tergolong baru dan diminati para siswa yang menyukai bidang akting, kamera, editing, pencahayaan, artistik, musik maupun penulisan skenario.
Kegiatan dimulai pada hari Jumat dan dibuka oleh pembina eksul perfilman Mona Hilda Iroth, S.Pd. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari, mulai tanggal 13 sampai dengan 14 Oktober 2017 dan diikuti 35 anggota eskul baru dan lama, 2 pembina eksul dan pelatih eskul.
Anggota eskul yang baru sudah menjalanai tahap seleksi selama 2 bulan, pendaftar pertama eskul mencapai 75 orang dan akhirnya diseleksi menjadi 35 orang.
“Proses seleksi dilaksanan secara alamiah dan mengacu pada aturan, sebelum orientasi dilaksanakan dan peserta resmi menjadi anggota eskul, para siswa harus ikut serrta dalam proses produksi film selama 2 bulan, dengan sendirinya akan terlihat siapa yang serius dan siapa yang tidak, mengingat eskul ini adalah bukan eskul yang gampang karena walaupun menyenangkan, perlu kedisiplinan yang tinggi“ kata pelatih eskul sinematografi Rofni Sangeroki.
Siswa yang keluar eskul kebanyakan adalah siswa yang hanya ikut-ikutan teman saja, ada juga siswa yang tidak mendapat ijin dari orang tua karena alasan waktu, maupun ingin anaknya lebih fokus belajar di sekolah.
Setiap eksul bukan bertujuan untuk menjadikan siswa bekerja dibidang eskul itu, sebagai contoh jika siswa mengikuti eskul basket, bukan berarti dia harus menjadi pemain basket, eksul dance bukan berarti dia akan jadi dancer, eskul catur makan akan menjadi pemain catur, eksul dibentuk cenderung untuk mengaokomodir minat dan bakat siswa. Karena siswa umuran SMA memiliki energi yang banyak dan jika tidak disalurkan ke hal-hal yang positif, bisa tersalurkan ke hal-hal yang negatif dan merugikan.
Kegiatan workshop dan orientasi eskul sinematografi ini dilaksanakan dalam rangka pengenalan dan pembelajaran anggota eskul baru, diharapkan dengan kegiatan ini para anggota baru bisa mengenal lebih lagi tentang minat yang mereka pilih dan bisa belajar dasar-dasar bidang perfilman.
Kegiatan ini diatur sedemikian rupa agar bisa bermanfaat bagi para peserta seperti pelaksanaan workshop dan lomba pembuatan film pendek. Chinhta Wuisan, ketua panitia kegiatan menekankan bahwa kegiatan ini murni sebagai sarana pengenalan dan pemantapan bagi para anggota baru dan lama.
“Tidak ada sama sekali pos to pos, perploncoan ataupun acara yang mengandung kekerasan baik kekerasan mental maupun fisik, semua acara diatur sebermanfaat mungkin.” katanya
Eskul ini dibentuk satu tahun lalu sebagai wadah bagi siswa yang berminat dan berbakat dibidang film. Menurut pembina 1 Mona Hilda Iroth, S.Pd, eksul ini bukan semata-mata untuk menciptakan sineas-sineas muda, tetapi juga bisa bermanfaat untuk pengembangan diri, pembelajaran bekerjasama, berorganisasi, melatih kedisiplinan dan kegigihan.
“melalui eskul ini anak-anak juga bisa belajar karakter-karakter manusia lewat skenario film yang kelak berguna dalam kehidupan sosial mereka” tandasnya.
Hari kedua dibuka oleh Pembina 2, Susy Walingkas, S.Pd, dalam sambutannya, beliau menekankan bahwa setelah resmi menjadi anggota eskul maka setiap anggota wajib aktif dalam proses produksi.
“Kalian sudah terseleksi, jadi pasti sudah tidak ada lagi yang malas-malasan, semua harus aktif. Namun ingat, belajar tetap nomor 1, karena proses produksi hanya 1 hari perminggu maka anak-anak tidak ada alasan untuk mengesampingkan pelajaran di sekolah”. Tegasnya.
Workshop hari kedua dilaksanakan tidak tanggung-tanggung, panitia mendatangkan pembicara-pembicara dari praktisi dan akademisi yang sudah terbukti berhasil dibidangnya. Pembicara pertama dari praktisi Video dan film yang tergabung di tim Caparuni, mereka adalah 2 orang personel salah satu youtubers yang paling berhasil di Manado. Patria Sumayku dan Dito Makalalag, Patria dan Dito adalah alumni SMA Negeri 9 Mando. Dalam materi yang berjudul “Manfaat filmaking” Mereka berdua membagikan pengalaman mereka di dunia kreatif pembuatan video dan bagaimana pembuatan video bisa membentuk diri mereka menjadi pribadi yang lebih gigih dan pantang menyerah. Mereka mengapresiasi eskul ini sebagai wadah yang mereka impikan dulu saat masih sekolah. “Seandainya ada wadah seperti ini dari jaman kami, pasti minat kami bisa tersalurkan”
Lebih lanjut menurut mereka, di dunia yang serba layar sekarang ini, pembuat film/video bisa menjadi hobi yang bisa menghasilkan uang. Mereka tidak banyak membahas tentang hal teknis sesuai dengan arahan panitia karena untuk hal teknis ada pembicara yang sudah disiapkan panitia.
Pembicara kedua dalam workshop ini adalah pembicara yang sudah tak asing lagi di Sulut, malah beliau berkecimpung di dunia perfilman nasional. Panitia tidak memiliki cukup dana untuk pembicara sekelas beliau tetapi karena kepedulian beliau terhadap perfilman daerah, beliau bersedia membantu untuk pendidikan di kegiatan ini. Beliau adalah Bpk. Jeffry Luntungan, lulusan Institut Kesenian Jakarta, Fakultas Film Dan Televisi. Beliau sudah banyak terlibat dalam produksi film dan sinetron di Indonesia. Di SULUT sendiri beliau adalah sutradara di film televisi yang berjudul Di Persimpangan dan Mutiara Kasih, salah satu film itu melibatkan artis dari Ibukota. Beliau sudah biasa melatih di workshop-workshop besar dan menjadi juri di SULUT. Beruntung sekali beliau bisa berbagi di SMA Negeri 9 Manado.
Di workshop ini belau berbicara mengenai pengenalan sinematografi dan teknik dasar pembuatan film, para siswa memperhatikan pelajaran dengan seksama. Sesuai jurusannya, beliau mengajar begitu sistematis dan terarah, mulai dari penulisan skenario film, penataan cahaya, artistik, suara, sampai dengan manajemen produksi. Para peserta juga diberikan kesempatan untuk bertanya dan dijawab dengan tepat dan jelas.
Sebelum materi kedua dimulai para peserta workshop sudah diberi waktu 2 jam untuk membuat film/video pendek, dalam waktu 2 jam ini, para peserta sudah menghasilkan 5 video pendek. 5 video pendek ini bedah oleh Bpk Jeffry, mulai dari penyutradaraan, komposisi shot sampai pada hal-hal teknis kecil yang sering dilanggar para pembuat film pemula.
Dari 5 video ini dipilih 3 video terbaik, pembuat 3 video terbaik mendapat hadiah yang diserahkan oleh Bpk Jeffry Luntungan.
xBpk Jeffry Luntungan mengapresiasi tim BINIX sinematografi yang sudah berani membuat kegiatan seperti ini, dia bangga karena anak sekolah begitu antusias dalam kegiatan ini. Beliau juga bersedia diundang kembali jika ada acara seperti ini lagi. Wah terima kasih pak.
“Saya berharap perfilman di Indonesia akan lebih maju kedepannya, khususnya perfilman daerah di SULUT, jaman sudah semakin maju sehingga alat bukan halangan lagi untuk berkarya dalam bidang film. Jika dibimbing sejak dini bukan tidak mungkin film Indonesia akan berjaya dimasa yang akan datang.” Tandasnya.
Setelah mendapat materi, para peserta melaksanakan pemilihan pengurus eksul yang baru. Terpilih Vincent Manemi sebagai ketua, Nadia Niode sebagai sekretaris dan Shannon Rawung sebagai bendahara. Dalam sambutannya ketua terlpilih mengucapakan terima kasih sebesar-besarnya bagi Sekolah yang sudah mensupport BINIX Sinematografi dalam memfasilitasi kegiatan ini. Menurutnya BINIX sinematografi sudah cukup berandil membawa nama sekolah di ajang nasional dan lokal.
“Film kita selalu membawa nama sekolah, Pertama cuplikan film kita sudah pernah diputar di Mantos dan disaksikan oleh ratusan orang di ajang AFI 2016, belum lagi kita sudah membuat film yang cukup panjang dan telah disaksikan hampir 100.000 kali di youtube. kita sudah pernah mengikuti ajang festifal film pelajar Jogjakarta dan beberapa lomba lainnya, Kita selalu membawa nama sekolah. Lewat karya kita, nama sekolah bisa bergaung diseentero Nusantara” katanya dan disambut dengan Cieeecie dan tepuk tangan yang meriah dari para peserta.
Kegiatan ini berjalan dengan baik dan selesai sesuai jadwal.
Lihat karya BINIX Sinematografi di www.binixsinematografi.com