“Tidak mungkin kain yang baru ditempelkan pada kain yang lama”. Demikian salah satu ilustrasi dalam Misa Jumat Pertama dan sekaligus sebagai Misa pembukaan REKOLEKSI ISKA SMAN 9 BINSUS Manado di Mokupa Resort. Perayaan Ekaristi ini dirayakan oleh Pastor Simon Manumpil, MSC di dampingi Frater Theodorus M Palit. Dalam ilustrasi itu Pastor Simon Manumpil MSC ingin mengajak para peserta rekoleksi agar meninggalkan segala tindakan-tindakan, perbuatan-perbuatan, dan sifat serta sikap yang lama dan mengenakan tindakan, perbuatan, sifat dan sikap yang baru dalam hidup keseharianya, baik di rumah, di sekolah ataupun di tempat-tempat yang ramai. Dalam kotbahnya Pastor Simon mengajak para peserta rekoleksi bahwa sebagai orang Katolik kita harus selalu hidup sesuai ajaran Tuhan kita Yesus Kristus dan ajaran Gereja Katolik. Kita harus selalu dan siap untuk ‘berubah’ kapan saja. Dan rekoleksi ini adalah moment untuk melihat diri pribadi dan merubah diri dengan hal-hal baru.
[dropcaps]O[/dropcaps] leh sebab perserta rekoleksi adalah “Orang Muda Katolik (OMK) maka mereka harus dipersiapkan baik secara jasmani maupun Rohaninya. Sebab itu dalam rekoleksi ini lebih ditekankan pada sikap rohaninya, mereka adalah tumpuan hidup masa depan GEREJA KATOLIK dan juga untuk bangsa dan negara.Hal-hal baru harus dapat mengalahkan hal-hal yang lama bukan sebaliknya.’Mari kita tinggalkan manusia lama kita dan mengenakan manusia baru yaitu Yesus Kristus Sang Juru Selamat kita’. Tinggalkan kehendakmu dan kenakanlah ‘kehendak Allah’.
Rekoleksi kali ini mengambil tema:
“PANGGILAN UNTUK MELAYANI BERLANDASKAN CINTA PERSAUDARAAN”.
ISKA adalah sebuah Organisasi Kerohanian yang berada di bawah payung SMAN 9 Binsus Manado. Sehingga pembinaan iman dalam rekoleksi ini; kepada para peserta diberi juga tentang hal ‘Berorganisasi dan Kepemimpinan’ (materi pertama) sebagai bekal untuk belajar berorganisasi dalam menghayati berpolitikan dan kepemimpinan dalam hidup berbangsa dan bernegara. Bagaimana cara mereka harus masuk dan hidup dalam sebuah organisasi. Dan bagaimana mereka harus mengurus dan menghidupkan sebuah organisasi kecil seperti ISKA.
Kemudian berdasarkan tema maka masuk pada materi kedua para siswa-siswi ISKA diajak untuk melihat diri sebagai orang yang dipanggil Tuhan untuk menjadi saksi Kristus di tengah-tengah dunia yang kompleks ini. Dunia harus digarami serta diterangi dengan kasih dan perbuatan konkret dengan tetap berpegang teguh pada prinsip persaudaraan. Frater Theo Palit dalam.sesion ini mengajak para siswa ISKA agar “berani menjadi saksi Kristus” berani menunjukkan sikap, sifat, perbuatan serta iman akan Tuhan Yesus Kristus yang diimani ditengah kehidupan yang semakin kompleks ini. Sebab itu kepada para siswa ISKA diajak untuk memahami serta menjalankan lima tugas gereja yakni: Koinonia, Kerygma, Liturgia, Diakonia, dan Martiria. Materi kedua ini lebih menekankan tugas gereja yang kelima yakni Martiria. Artinya para siswa harus berani mati bersaksi tentang Yesus Kristus.
Pada sesion ke tiga oleh Frater Rocky Wowor MSC lebih memperdalam tema Rekoleksi dengan merujuk pada ‘Motto BKSN 2016 (Bulan Kitab Suci Nasional) yaitu “HENDAKLAH TERANGMU BERCAHAYA” (Mat 5:16). Dan tema BKSN 2016 adalah “KELUARGA BERSAKSI DAN MEWARTAKAN SABDA ALLAH”.
Berdasarkan tema BKSN ini Fr. Rocky membawa para peserta Rekoleksi lebih jauh untuk memahami dan memperdalam subtema dari BKSN yakni: Pertama Yesus model pewarta sejati (Luk 4: 16-21); Kedua : Saling bersaksi dan mewartakan sabda Tuhan dalam keluarga (Kol 3:12-17); Ketiga: Bersaksi dan Mewartakan dalam Gereja (Kis 18: 1-8); Keempat: Bersaksi dan Mewartakan di tengah masyarakat.( Mat 5: 13-16). Pada sesion ini sekali lagi Fr. Rocky Wowor kembali menegaskan kepada para peserta Rekoleksi bahwa dalam tradisi Gereja Katolik aspek yang penting adalah aspek kesaksian (Martiria) dan aspek pewartaan (Kerygma) dan tanpa mengurangi peran dari ketiga aspek yang lain. Seperti aspek pelayanan (Diakonia); sebagai seorang Katolik kita harus melayani berdasarkan”Kasih Persaudaraan” = Persekutuan (Koimonia). Sebab itu menurut Fr. Rocky bahwa kita sebagai orang Katolik kita harus melayani dengan sepenuh hati, ikhlas dan tanpa pamrih.
[dropcaps]S[/dropcaps] elanjutnya pada sesion keempat Fr. Fiilips Tinangon MSC, ingin menyadarkan para peserta Rekoleksi agar menyadari indentitas diri sebagai orang Katolik yang sejati. Bukan hanya sekedar Katolik KTP. Sebab Katolik=Catholicum (Latin) artinya universal atau umum. Dengan demikian semua orang yang telah dibaptis secara Katolik dan menerima tugas umtuk mewartakan Injil ke seluruh dunia (bdk. Mat 28:16-20). Kekhasan dari Katolik adalah ” kesatuan yang tak tterpisahkan”. Tidak ada orang asing di antara kita. Semua kita adalah satu dan berpusat pada Yesus Kristus.Mengakhiri sesion ini Fr. Fillips mengajak para siswa bahwa sebagai orang kristiani khususnya sebagai orang Katolik yang memiliki Yesus sebagai iman dan pusat kehidupan atau teladan hidup sehingga perlu kita laksanakan adalah Pertama: percaya dan dekat dengan Yesus melalui doa untuk berjumpa dengan Yesus. Kedua:Berani berbuat seperti apa yanh Yesus lakukan, dan mampu melayani dalam.semangat persaudaraan.
Ketiga; kita harus mampu melayani secara total sebagaimana Yesus tunjukkan dalam penyerahan diriNya yang total yakni rela wafat di salib. Yang keempat; harus memiliki semangat persaudaraan yang tinggi tanpa membeda-membedakan satu sama lain.
Sebagai anak.-anak yang hidup di bawah naungan ‘Nyiur Melambai” maka mari jo kita mengamalkan dan menghayati Motto Sulut: “TORANG SAMUA BASAUDARA” untuk saling menerima dan melayani dengan tangan terbuka, tulus, dan penuh kasih.
Ditulis Oleh: Benny Labuta
_