Mendidik anak “Nakal”

Ditulis oleh: Rofni Rofia Sangeroki

Menjadi pendidik professional bukanlah hal yang mudah, menjadi pendidik bukan sekedar memiliki segudang pengetahuan dan metode yang handal tetapi juga harus memiliki kecerdasan emosi yang memadai pula. pendidik harus mampu mengajar dan membentuk anak didiknya.

Pendidik yang berhasil secara umum dinilai dari pengetahuan dan sikap anak didiknya, memang secara akademis sertifikasi adalah cara yang tepat untuk menilai seorang pendidik, tetapi nilai sesungguhnya dari seorang pendidik terletak pada kemampuannya menghasilkan anak didik yang berprestasi dan mempunyai moral yang baik.

Memang Tidak selamanya kesuksesan Pendidik dilihat dari kesuksesan salah satu anak didiknya, kesuksesan pendidik dilihat ketika “mayoritas” anak didiknya bisa dikatakan berubah. itulah pandangan umum masyarakat.

Pendidik bisa dikatakan berhasil jika dia bisa membawa banyak perubahan dalam kehidupan anak didiknya, bagaimana dia memberi nilai dalam kehidupan anak didiknya. tadinya tidak banyak tahu menjadi banyak tahu, tadinya suka mengacau skarang bisa menjadi pemimpin, tadinya tak ada pengetahuan dan keahlian akhirnya bisa memiliki banyak pengetahuan dan bisa melakukan banyak hal, itu adalah prinsip semua orang, siapapun akan sangat berterima kasih kepada pendidik yang memberi nilai lebih dalam kehidupan seseorang. dimana-mana orang menilai Pendidik berdasarkan hasil bukan caranya.

Memang mendidik bukanlah masalah yang besar bagi guru tetapi membangun mental anak didik, itulah yang sering membuat pendidik kewalahan, seringkali peran guru BP tidak cukup karena rumitnya persoalan mental anak didik yang tentunya berbeda-beda pada setiap individu. Mungkin dalam beberapa kasus anda sebagai pendidik harus menangani masalah mental anak mulai dari prioritas tertinggi.

Prioritas harus dibuat karena dalam 1 institusi pendidikan pasti memiliki banyak anak didik yang memiliki masalah mental, misalnya anak yang suka mengacau, suka memprovokasi, mengganggu konsentrasi kelas dll. Beri prioritas pada anak yang menjadi “biang” tertinggi, atasi masalah 1 per 1 berdasarkan tingat gangguan.

Membangun mental memang adalah hal yang paling sulit dilakukan Pendidik karena pembentukan mental dipengaruhi oleh banyak hal yang memang membutuhkan energi dan kesabaran extra,

Karakter mental anak didik sudah terbentuk sejak mereka lahir, semuanya terbentuk berdasarkan faktor genetik, pengalaman hidup, malah yang paling berpengaruh adalah kondisi keluarga si anak didik; bagaimana cara dia dibesarkan, bagaimana gaya hidupnya, lingkungannya dan pergaulannya diluar tempat pendidikan. Anda sebaiknya mengetahui faktor-faktor tersebut terlebih dahulu.

Itulah sebabnya anda sebaiknya mencari tahu masa kecil anak didik anda untuk menentukan strategi yang tepat. cari tahu bagaimana keadaan orang tuanya, ekonominya, keharmonisan rumah tangganya, pekerjaan ayahnya dan setiap masalah yang dihadapinya. Bukan berarti anda harus mencampuri urusan keluarganya, tetapi informasi2 itu perlu untuk menentukan strategi pembentukan moralnya.

Hal yang paling berpengaruh dalam pembentukan mental adalah hal-hal yang terjadi pada seseorang semasa masa pertumbuhannya, mulai dari saat lahir sampai masa anak-anak. Ketika masih balita, mereka belajar dari orang tua & lingkungan dengan tidak memakai logika (rasio). semuanya dimasukan dalam otak sebagai kebenaran. dan itu semua menjadi kebenaran bagi dia sampai dia besar. misalnya ketika anak masih kecil sering dididik dengan kata-kata kasar maka saat dewasa dia tidak tahu apakah kata kasar (momake) itu baik atau tidak, dia menganggap itu sebagai hal yang biasa. begitu juga dengan prilaku malas belajar, perilaku malas mengerjakan tugas, suka mengacau dan tidak mau mengikuti peraturan.

Bagaimana cara mendidik moral anak didik secara pribadi?

Cara mendidik moral agar efektif anak tergantung dari setiap individu, metode yang sama tidak bisa diterapkan pada semua orang. sebaiknya dalam kasus komplex harus langsung ditangani secara intensif.

Pada dasarnya semua orang sama, karena naluri manusia diciptakann sama, yang beda hanya tingkat kepekaannya saja. Semuanya senang diperhatikan, senang dipuji dan senang jika dihargai. Ajaklah anak didik anda yg bermasalah moral, biarkan ia bercerita dan anda sebaiknya menunjukan rasa iba dan tidak terlalu banyak bicara.

Ada orang bilang kalu dilembutin nanti mentalnya jatuh atau bisa “pandang enteng”, pendidik katanya harus keras agar berhasil! tapi buktinya apa? semakin keras semakin memberontak, hanya beberapa orang saja yang bisa dibuat sadar dengan kekerasan, yah.. hanya beberapa saja. tapi secara mayoritas: kebaikan, kasih sayang, penghargaan dan rasa nyaman, merasa diperhatikan, merasa ada pertolongan bisa membawa banyak perubahan.

Hukuman memang perlu tapi harus diimbangi dengan penghargaan, kebanyakan pendidik selalu menghukum anak didik jika melanggar tetapi disaat anak didik mematuhi semua peratura, dia tidak mendapatkan cukup penghargaan.

Ingat tak ada anak nakal tanpa alasan, kebanyakan anak menjadi nakal karena ada masalah dan dia tidak tahu apa yang harus dilakukannya karena tak ada yang mau perduli.

Ketika mendidik anak secara pribadi, Cobalah untuk menjadi pendengar yang baik dan dia akan melakukan apapun keinginan anda. Ingat pertentangan hanya akan menambah banyak pemberontakan, jangan suka menyalahkan walaupun mereka salah, tunjukan solusi duluan kemudian ungkapkan kesalahan mereka sebagai pembanding saja.

Ingat kesalahan orang lain mungkin saja adalah kebenaran bagi dia makanya terjadi pertentangan. tunjukan apa akibat perbuatannya dan bandingkan dengan bagaimana jika dia berbuat hal yang anda inginkan, tapi jangan sekali-kali terlalu menyalahkan sampai dia menyesali diri terlalu dalam, jangan juga mengatakan bahwa perbuatannya benar, katakan saja “lebih baik” kamu melakukan ini atau itu, bukan “jangan” lakukan itu dan “jangan” lakukan ini.

Anak didik akan berubah ketika mereka mengetahui dan menyadari bahwa apa yang dilakukannya salah, kekerasan hanya akan memunculkan lebih banyak kekerasan, usahakan anda tidak terlalu keras tetapi tegas, coba berikan kesadaran dan motivasi untuk berubah pada anak didik anda bukan menimbulkan rasa bersalah dalam hati mereka.

Ingat rasa bersalah dan tak berdaya menjadi penyebab utama kegagalan anak didik.

 

Silahkan anda komentari informasi diatas

komentar