Pertemuan kelompok kerja guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) agama katolik ini dimaksudkan untuk memberikan masukan-masukan penting kepada para guru Katolik yang mengajar disekolah- sekolah dikota Manado. Kegiatan pertemuan ini memberikan pemahaman tentang K13 bagi para guru Katolik.
Menjadi guru-guru di SMP dan SMA menurut sebagian guru dianggap berat sehingga sebagian guru yang diminta pindah ke sana tapi menolaknya, demikian kata kakandepag kota Manado pak Yan.M Rasu SS. Pada hal menurutnya semua memperoleh ilmu yang sama sehingga sebetulnya kita sebagai guru mampu untuk mengajar di mana saja, bila ditempatkan.
Tantangan untuk SMP dan SMA adalah kerana belum memiliki kesempatan untuk mengunjungi sekolah-sekolah tersebut. Maka belum mengetahui akan sekolah-sekolah itu secara dekat. Juga karena belum bertemu dengan kepsek bersama guru agama Katoliknya.
Sebelumnya dalam sambutan ibu Kepsek SMA Negeri 9 Manado ibu menjelaskan tentang pentingnya KKG dan MGMP karena itu langsung berkaitan dengan kompetensi sebagai seorang guru profesional. Ibu juga mengajak pengurus MGMP bila dibutuhkan untuk penjelasan mengenai K13 bagi guru-guru agama Katolik maka di SMA Negeri.9 ada ibu Dra. Lusiana M Tassyam yang bisa membantu memberikan penjelasan tentang K13. Sebab ibu Lusiana M Tassyam adalah guru instruktur Nasional yang banyak tahu akan K13 dan tenaganya sangat dibutuhkan selain di Propinsi Sulut juga di daerah-daerah lain di Indonesia.
Dalam tatap muka bersama guru-guru Katolik (anggota KKG dan MGMP) kata Pembimas Katolik Propinsi Sulut Dra. Joula Makaraung mengatakan bahwa dengan MGMP ini diharapkan boleh memperoleh terobosan-terobosan baru untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di sekolah bagi para peserta didik, yakni pembelajaran yang menyenangkan bukannya membosankan.
[dropcaps]S[/dropcaps] elain itu ibu pembimas Katolik mengajak seluruh guru agama Katolik yang sudah disertifikasi harus masuk dan mengisi data pribadi dalam SIMPATIKA (Sistem Informasi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Katolik.). Pembimas Katolik lebih jauh menjelaskan tentang bagaimana cara mengisi SIMPATIKA. jangan salah memasukan data-data ke dalam Simpatika khususnya ketika mengisi mata pelajaran yang diajarkan jangan tambah dan jangan kurang. Sebelum diprint out terlebih dahulu harus divalidasi oleh petugas atau operator yang ditunjuk di setiap Kabupaten/Kota. Aplikasi ini akan memudahkan guru-guru untuk mendapatkan TPG (Tunjangan Profesi Guru), lanjut Pembimas Katolik. Sistem ini merupakan sistem yang dibuat khusus oleh Departemen Agama untuk para guru agama. Sistem ini sama dengan sistem PadaMu Negeri dan Dapodik yang dibuat Depdiknas.“SK guru profesional masih belum berubah namun suatu saat akan berubah sesuai dengan kebutuhan. Dari masing-masing guru harus selalu mengisi Simpatika untuk memperbaharui data. Jadilah guru yang profesional dan inovatif” demikian ajakan Pembina Katolik Depag Propinsi Sulut.
Selain itu ibu Pembimas Katolik juga mengajak para guru agama Katolik untuk terlibat dalam kegiatan IYD II yang sedang berada di sepuluh Paroki yang ada di kota Manado. Agar sama-sama menyukseskan IYD II di Keuskupan Manado. Lanjut Pembimas bahwa Depag Propinsi dan Kota juga akan turut mendukung kegiatan IYD II di kota Manado.
Dalam tanya jawab ketika ditanyakan tentang cara perhitungan jumlah jam mengajar di sekolah Negeri yang selalu terjadi tabrakan jam mengajar mislanya kelas X, XI, XII maka menurut Pembimas Katolik yang digunakan untuk perhitungan jam adalah bukti fisik yang tertulis dalam SK mengajar dan jadwal mengajar dari sekolah.
Oleh: Benny Labuta – Guru Mata Pelajaran Agama Katolik SMA Negeri 9 Manado
__