Cermin kusam 71 Tahun merdeka.

71 tahun Indonesia merdeka, hmmm apa yang telah kita capai selama ini? terlintas dipikiran saya untuk menelusuri apa yang dipikirkan orang awam dari luar negeri tentang negera kita. Saya menjelajahi beberapa forum terkenal di internet dengan memakai kata kunci yang menarik “Apakah Indonesia negara kaya?”.

Yang menjawab bukan orang Indonesia, kebanyakan adalah orang-orang luar negeri. Jawaban bervariasi tetapi kebanyakan mengatakan terfokus pada “Indonesia adalah negara yang kaya dengan sumber daya alamnya tetapi masyarakatnya hanya sedikit yang benar benar kaya malah kebanyakan miskin”. Kenapa bisa begitu?

[dropcaps]S[/dropcaps] alah satu jawaban yang rata-rata menyetujui adalah Indonesia kekurangan sumber daya manusia, kekurangan tersebut disebabkan oleh sistem pendidikan yang masih semrawut dan kebanyakan pelajar masih terfokus pada angka nilai bukan pada pencapaian atau prestasi. Pelajar di Indonesia di bombardir dengan begitu banyak mata pelajaran dengan sedikit praktikum dan pengelolaan keterampilan.

Tulisan Ini bukan menjelek-jelekan negara sendiri tetapi dengan ini kita bisa berkaca, apa kira-kira kekurangan yang harus ditambal demi kemajuan kita bersama.

015284000_1412411396-Galeri_Indonesia_Kaya_1014_2Indonesia sebenarnya adalah negara yang kaya, bayangkan saja Negara ini punya pertambangan emas terbesar dengan kualitas emas terbaik di dunia. namanya PT Freeport, punya cadangan gas alam terbesar di dunia, tepatnya di Blok Natuna, punya Hutan Tropis terbesar di dunia karena berada di jalur katulistiwa, Punya lautan terluas, memiliki tanah yang subur karena curah hujan yang cukup, memiliki alam yang indah, budaya yang kaya dan masih banyak lagi. Lalu mengapa rakyat Indonesia masih banyak yang miskin? Atau sejahtera tetapi harus benar-benar banting tulang?

Dari segi angka, Indonesia memiliki GDP per capita cukur rendah jika dibandingkan dengan beberapa negara di asia seperti cina, india dan negera-negara di eropa, Indonesia masih belum seimbang antara potensi dan pencapaiannya. Rendahnya GPD dipengaruhi banyak faktor. Salah satu faktor yang paling mempengaruhi adalah perekonomian di Indonesia kebanyakan belum merata, masih terpusat di pulau jawa, dan yang lebih parah lagi adalah terlalu terpusat di Jakarta sehingga pendistribusian penduduk menjadi tidak seimbang.

Bayangkan saja, banyak sekali orang jika ingin berhasil dalam karir selalu harus menuju ke Jakarta, semua terpsuat disana sehingga Jakarta menjadi kota yang paling padat di seluruh Indonesia. Jika kita bandingkan dengan negara maju, pendistribusian industri lebih baik seperti di USA, Industri Otomotif di Detroit, San Fransisko untuk industri Teknologi, Los Angeles untuk Industri Film, Las Vegas untuk hiburan, New York untuk perdagangan dan keuangan, dsb. Jika seandainya kita mencontohi negara maju ini misalnya Industri Otomotif di Makassar, Industri teknologi di Bandung, Hiburan di Bali, Industri Film di Manado, Perdagangan dan Keuangan di Jakarta. Dsb. Dengan begitu pendistribusian akan lebih merata.

Berbicara tentang pekerja di Indonesia, Pekerja di Indonesia masih kekurangan etos kerja, Buruknya sistem rekrutmen menjadi salah satu penyebab kurangnya sumber daya manusia. Banyak pekerja bekerja tidak sesuai dengan minatnya, keahliannya, cita-citanya. Rekrtumen perusahan di Indonesia kebanyakan dilakukan belum secara adil dan kompetitif. Kebanyakan berdasarkan kepentingan kekerabatan dan sesuai jenjang pendidikan, tak peduli apakah match, linear atau tidaknya pekerja itu.

Yang paling parah adalah gaji, gaji yang kecil menyebabkan pekerja bekerja dengan keadaan terjepit bukan bekerja untuk pencapaian yang maksimal. Sebagai contoh gaji wartawan di Indonesia rata-rata sekitar 3 jutaan tetapi di USA mencapai 30 juta perbulan. Tidak heran orang-orang yang memiliki ketermpilan dan keahlian yang mumpuni malah hengkang dari negara sendiri dan bekerja untuk negara lain.

Human Development Index (HDI)/ Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di Indonesia, dikategorikan medium, memang predikat ini tidak seimbang jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang besar, seharusnya Indonesia lebih memiliki potensi dibandingkan negara-negara yang hanya memiliki sedikit penduduk.

Kualitas transportasi di Indonesia dinilai rendah. Transportasi memang vital dalam suatu negara. Indonesia memiliki jalan darat mencapai 300.000 km tetapi kondisi jalan yang layak hanya 60% saja. Dimana-mana banyak terjadi kecelakaan. Beribu-ribu orang kehilangan nyawa di jalan karena kondisi jalan dan rambu jalan yang kurang memadai. Hal tersebut dikarenakan masih rendahnya kepedulian dan tanggung jawab pemerintah, teknologi yang belum maju, dan sistem transportasi yang sangat buruk. Belum lagi pengetahuan dan kesadaran pengendara tentang rambu lalu lintas yang masih sangat kurang.

Kondisi angkutan umum di Indonesia, terutama di pada kota-kota besar di Indonesia, memiliki tingkat pelayanan yang buruk. Hal ini tercermin dari terdapatnya ketidakamanan dan ketidaknyamanan penumpang ketika menggunakan angkutan umum akibat angkutan umum yang melebihi muatan, pengemudi yang ugal-ugalan, rawannya tindakan kriminal, dan banyak lagi indikator lain mengenai keburukan pelayanan angkutan umum di Indonesia.

Salah satu hal yang paling meprihatinkan di Indonesia adalah Standard Kesuksesan. Standard kesuksesan di Indonesia pada umumnya adalah dengan menjadi kaya secara materi. Artinya semakin banyak uang maka semakin sukses pula orang itu. Standar ini membuat kebanyakan masyarakat di Indonesa kebabalasan. Tidak sedikit orang yang berpendidikan tinggi menjadi koruptor dan yang tidak berpendidikan sama sekali menjadi pengemis, pencopet bahkan pencuri.

Satu hal lagi penyebab Indonesia masih belum maju adalah bahwa di Indonesia hukum masih bisa di  “Permainkan”. Salah satu faktor yang utama adalah undang-undang yang dihasilkan oleh pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat lebih mencerminkan kepentingan pengusaha dan penguasa daripada kepentingan rakyat kebanyakan. Masih banyak pejabat yang melakukan korupsi tetapi saat tertangkap masih saja bisa tersenyum, masih rendahnya integritas aparat penegak hukum seperti polisi, hakim, jaksa dan advokat. dan minimnya sarana dan prasana serta fasilitas yang mendukung kelancaran proses penegakan hukum.

Indonesia bagaikan raksasa tidur, dininabobokan dengan kenyamanan yang semu, ketidakmampuan untuk berubah, ditidurkan dengan kebiasaan hidup bertahan. Banyak orang miskin tidak menyadari kemiskinannya, dan banyak orang kaya-raya tidak menyadari keserakahannya. Indonesia masih terbungkam dengan paradigma yang salah, standard kesuksesan yang begitu sempit. Jika ingin lebih maju Indonesia harus berubah, merubah pola pikir dari setiap individunya, menambal kekurangan-kekurangan yang selama ini telah membelenggu. Perbaiki sistem Pendidikan, Perbaiki sistem ekonomi, perbaiki sistem transportasi, pendidikan dan pendistribusian. Memang bukan hal gampang, sayapun belum tahu caranya. Tetapi jika kita sudah memiliki niat, kemauan, maka jalan dan cara akan datang dengan sendirinya. (RS)


 

Silahkan anda komentari informasi diatas

komentar