REKOLEKSI ISKA “ORANG MUDA KATOLIK DALAM KEMAJEMUKAN”

Kaum Muda Katolik adalah anak-anak muda -siswa-siswi Katolik yakni calon-calon pemimpin bangsa masa depan , demikian kata bapak Kepsek SMA Negeri 9 Manado, Drs. Meidy R. Tungkagi, MSi dalam sambutan singkat sebagai pembuka Rekoleksi tahun 2018 ini. Kita harus bersyukur karena disediakan waktu dan kesempatan untuk mengoreksi diri serta saat mempersiapkan diri untuk masa depan yang lebih baik. Sebagai orang muda Katolik dan generasi muda bangsa seharusnya perlu mempersiapkan diri. Sebagai orang yang percaya pada Tuhan Yesus yang adalah Sang Juru selamat harus siap setiap saat untuk membekali diri sehingga bisa diutus ke tengah dunia. Seperti Tuhan Yesus yang mengutus murid-muridNya untuk mewartakan Kabar Gembira-Injil ke segala bangsa.

Karena menyadari bahwa kaum muda Katolik hidup dan berada di tengah dunia yang majemuk, sehingga rekoleksi tahun ini diambillah tema: “ ORANG MUDA KATOLIK DALAM KEMAJEMUKAN”. Dalam Misa pembuka Rekoleksi oleh Pastor Bram Tulusan, MSC khususnya dalam kotbahnya Pastor Bram mengajak para peserta rekoleksi bahwa sebagai pengikut Yesus Kristus Kaum Muda Katolik senantiasa harus siap sedia menyediakan dan mempersilahkan Tuhan mendiami hati. Hati harus selalu terbuka bagi Tuhan setiap saat. Dan dengan hati kita harus ikhlas dan tulus untuk mencintai baik kepada Tuhan sebagai sumber maupun kepada sesama manusia.
Sebab itu ketika memasuki sesion pertama rekoleksi pastor memberi tema: :”MENJADI HATI ALLAH DI DUNIA”. Atau “Membangun Budaya Cinta di Tengah Masyarakat Zaman Now” Kita harus menjadi hati Sumber Cinta kepada siapa saja yang kita jumpai, demikian Pastor Fransesco Bram Tulusan, MSC. Sebagai penggugah  hati para siswa Bram menyajikan sebuah Animasi grup di mana diungkapkan bahwa setiap pribadi lebih menyibukan diri mereka masing-masing. Inilah situasi Zaman Now. Orang sudah tidak lagi mempedulikan orang atau sesama. Anda, anda, saya saya. Dalam sesion pertama ini pastor Bram mengajak para peserta rekoleksi untuk melihat dan merenungkan fenomena-fenomena zaman Now yang sedang terjadi dan yang sudah terjadi di dalam masyarakat kita.

Pertama pastor mengajak peserta rekoleksi untuk melihat gejala/ masalah “KORUPSI”. Korupsi di Indonesia sudah menjadi budaya baru di kalangan masyarakat terutama dikalangan para pemimpin atau pejabat negara.Pastor memberikan contoh korupsi yang dilakukan secara berjemaah seperti yang terjadi di kota Malang oleh seluruh anggota DPRDnya. Menurut pastor Bram bahwa korupsi itu terjadi berawal dari:

1. sikap ketidakjujuran,

2.Tidak bisa mengatakan hidup cukup dengan apa yang dimiliki (gaji dan fasilitas yang ada).

3. Berperilaku “serakah” dan “tamak”. Korupsi bermula dari kebiasaan. Orang mulai dari yang kecil-kecil. Semua itu karena akibat dari Orang yang Suara hatinya sudah “TUMPUL”, “MATI”. Tapi seharusnya HATI kita  harus menjadi “HATI ALLAH DI DUNIA”.
Yang kedua pastor mengajak para siswa peserta rekoleksi untuk menjauhkan diri dari perilaku “PENYALAHGUNAAN NARKOBA”. Sebab hal ini pada hakekatnya adalah 1. SANGAT MERUGIKAN diri sendiri,

2 TIDAK ADA GUNANYA, malah.lebih merusak tubuh bahkan mengarah pada kematian,

3. MERUSAK TUBUH SENDIRI DAN ORANG LAIN. 4. Bisa terjadi pembunuhan di luar hukum (“EXTRAJUDICIAL KILLING”)

Yang ketiga: PORNOGRAFI. Bahwa anak-anak zaman Now karena banyak terpengaruh dari tayangan-tayangan dari media massa baik elektronik maupun dilihat dan dibaca dalam media cetak. Sebagian dari mereka mulai mencoba-coba melihat gambar-gambar porno bahkan meningkat menonton vidio-vidio porno di Internet atau yang sejenisnya. Semua itu biasanya berawal dari hal-hal yang biasa/kecil. Dari menonton film-film porno. Pada hal pornografi memiliki daya rusak paling kuat
karena menyangkut seluruh keberadaan manusianya. Daya rusak pornografi itu antara lain: Merusak otak , merusak daya konsentrasi (pikiran),  merusak. diri sendiri dan orang lain.

Yang keempat: PEMBERONTAKAN. Hal ini karena orang tidak bisa menahan diri terhadap suatu permasalahan. Orang terbawa emosi dan tidak dapat mengendalikan diri. Contoh seperti orangorang yang suka berdemonstrasi dan merusak bahkan bisa membunuh orang ( aparat kemanan yang menjaganya). Oleh sebab itu sebagai siswa ataupun nanti jadi mahasiswa diharapkan agar tidak selalu berdemonstrasi di jalan, pesan pastor Bram, MSC. Tapi alangkah baiknya dapat menyalurkan
aspirasinya melalui jalur yang tersedia yakni pemerintah atau lembaga legislatif yang ada di daerah atau di pusat , kota-kabupaten atau propinsi.

Yang kelima: “BUDAYA LAYAR”. Menurut pastor Bram, bahwa dalam.budaya layar ini kita kenal sebuah istilah yakni: “PHUBBING” yakni: tindakan acuh tak acuh seseorang di dalam sebua tempat/lingkungan karena lebih fokus pada gadged/HP masing-masing. Dalam keluarga bapak, ibu bahkan anak-anak duduk sendiri-sendiri asyik dengan bermain hpnya. Mereka sudah tidak saling memperhatikan. Tidak ada lagi kebersamaan sebagai satu keluarga besar. Oleh sebab itu pastor mengajak agar kembali pada kebersamaan yang saling memperhatikan. Yang saling mendukung satu sama lain dalam keluarga, atau suatu kelompok. Karena itu satu-satunya ajakannya adalah “STOP PHUBBING”.Bahwa Budaya layar itu dapat menyebabkan antara lain: @ Terasing dari orang lain dan mengasingkan diri dari orang lain, @ terjadi kecanduan, @ Sulit untuk bersikap introspeksi/reflektif. Yang keenam: “KERUSAKAN LINGKUNGAN”. Bila hal ini terjadi maka akan menyebabkan HARMONI
ANTARA ALLAH DAN MANUSIA dan alam ciptaan lainnya terganggu akibat dihancurkan oleh manusia. Selain itu akan terjadi pengrusakan lingkungan hidup.maka selanjutnya akan terjadi pemanasan global sebagai konsekuensi lanjutannya. Terjadi pengrusakan karena orang serakah dan rakus. Orang melakukan.pembabatan terhadap hutan-hutan lindung hanya demi memuaskan keegoisan kepentingan pribadi atau kelompoknya. Tanpa mempertimbangkan akibat dan masa
depan generasi muda yang akan datang. Anak-anak Zaman Now masuk dan ikut terlibat dalam fenomena-fenomena di atas karena tidak
melibatkan HATI NURANI-nya. Hati mereka bagaikan sudah “TUMPUL” bahkan “MATI”. Ini akibat dari tidak membuka HATInya bagi Tuhan. Mereka tidak membiarkan Tuhan MERASUKI DAN MENDIAMI hati mereka.

Sebagai “Orang Muda Katolik” yang hidup dalam sebuah persekutuan (organisasi ISKA) maka pada sesion kedua para peserta rekoleksi sedikit dibekali dengan pemahaman mengenai “HIDUP BERORGANISASI” dan “KEPEMIMPINAN” yang disajikan oleh pembina ISKA Drs. Benny T. Labuta.
Selain itu kepada para peserta rekoleksi juga diperkenalkan jenis-jenis surat dan bagaimana membuat SURAT-SURAT RESMI. Juga mengenai tata cara pengelolaan ADMINISTRASI yang baik dan benar dalam suatu organisasi.

Sebagai pengikut KRISTUS mari menjauhkan diri dari fenomena “ZAMAN NOW” dengan cara
mendengarkan “SUARA HATI”. ORANG MUDA KATOLIK HARUS MENJADIKAN HATINYA SUMBER
CINTA bagi sesama dan alam sekitarnya. (BTL)