Moment spesial buat Kevikepan Manado sebab salib “Orang Muda Katolik” atau yang dikenal “Salib IYD II” mulai diserahterimakan dari Kevikepan Tonsea kepada Kevikepan Manado. Salib IYD diserahkan oleh perwakilan Kevikepan Tonsea dan diterima oleh Yang Mulia bapak Uskup Manado Mgr. Josep Suwatan MSC dan bapak Wali Kota Manado Dr.GS. Vicky Lumentut. Yang kemudian Salib Kaum Muda Katolik ini dilepas oleh bapak wali kota Manado untuk diarak-arak dan secara resmi memasuki kota Manado oleh ribuan umat Katolik dan OMK dari sepuluh Paroki yang ada dalam Kevikepan Manado dan bersama umat dari beberapa agama yang hadir untuk ambil bagian dalam kegiatan ini.
Paroki Yesus Gembala Baik Paniki merupakan yang pertama menerima dan mentakhtahkan Salib IYD II di Gereja. Sebab itu ketika salib diarak dari lapangan perumahàn Puri Kelapa Gading Paniki dan ditakhtahkan di dalam gereja dan dilanjutkan dengan Perayaan Ekaristi. Salib IYD II Qakàn berada di Paroki YGB selama beberapa hari karena salib akan diserahterimakan kepada umat Katolik dan OMK di setiap gereja Stasi yang ada dalam Paroki YGB Paniki.
[dropcaps]S[/dropcaps] etelah Salib IYD II mengunjungi semua umat Katolik di Stasi-stasi Paroki Paniki kemudian akan diserahterimakan ke Paroki Ratu Rosari Suci Tuminting pada tanggal 3 September di gereja Stasi Bunda Hati Kudus Kairagi dan kemudian ke pusat paroki RSS dan stasi-stasi dalam paroki RSS Tuminting. Dan seterusnya akan disambut oleh sepuluh gereja Paroki di Manado selama satu bulan.Hari puncak IYD II di kota Manado akan berlangsung mulai tanggal 1 Oktober s/d 6 Oktober 2016. Pelaksanaan IYD II ini akan diikuti oleh OMK dari 35 Keuskupan yang ada di Indonesia dan OMK Keuskupan Kini Balu – Malaysia sebagai peninjau.
Sebagaimana tertera dalam spanduk “Ikatan Siswa-Siswi Katolik” (ISKA) SMA Negeri 9 Binsus Manado bahwa OMK adalah “Suka Cita Injil ditengah Masyarakat yang Majemuk”. Artinya mari kita pahami kemajemukan untuk saling menghargai dan menghormati.
Hal ini nampak bahwa penjemputan Salib IYD II ini juga turut hadir saudara-saudara kita beragama lain seperti dari kalangan umat Kristen, Islam, Hindu, Budha baik sebagai Panitia maupun peserta penjemputan. Ini menunjukkan betapa tumbuh dan berkembang toleransi yang kuat di kalangan masyarakat Nyiur Melambai Propinsi Sulut. Benarlah motto :”Torang Semua Basaudara”.
(BL)