Luar biasa penampilan peserta kegiatan Belajar Bersama Maestro (BBM) yang diselenggarakan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya Wilayah Sulutenggo. Mengapa? Karena semua peserta berperan aktif dalam kegiatan tersebut, bayangkan hanya dalam waktu 3 hari pembelajaran, mereka sudah bisa memainkan drama dalam bentuk pementasan teater. Walau tampil jauh dari sempurna, tetapi cukup membuat kedua Maestro Sulawesi Utara, Bpk Frankie Supit dan Bpk. Merdeka Gedoan geleng-geleng kepala, mereka terlihat begitu senang karena tak sia-sia pembelajaran singkat yang mereka berikan. “Kalian hebat!” kata kedua Maestro sulut ini senada.
Kegiatan ini dilaksanakan oleh kelompok kerja BPNB dibawah pimpinan ketua panitia Bpk. Heribertus Merung dan dihadiri oleh Ketua BPNB, Bpk, Rusli Manorek dan para staff BPNB. Jumlah peserta adalah 100 orang yang terdiri dari Narasumber, guru pembimbing, pelajar SMP, SMA dan Mahasiswa serta beberapa pelaku seni teater di SULUT. Kegiatan ini berlangsung pada tanggal 13-15 Septermber 2016 di Tasik Ria Resort Manado.
SMA Negeri 9 Manado mengutus 9 orang peserta yang sebagian besar baru saja bergabung di ekstra kurikuler Teater, 6 diantaranya dari kelas Bimbingan Khusus.
[dropcaps]P[/dropcaps] eserta SMA Negeri 9 Manado terdiri dari pelajar kelas XI yakni Fabian Lakoy, Novel Sepang dan Rullyta Ronga, sedangkan pelajar kelas X semuanya adalah pelajar kelas Binaan Khusus yakni Pratiwi Hardani, Dione Suratinoyo, Romario Lendo, Indah Fahruddin, Magdalena Marinu dan Shabrina Wahyudi. Para pelajar kelas X bisa dikatakan masih baru dalam berkesenian. Mereka mengaku beruntung bisa mengikuti kegiatan yang penuh manfaat ini, mereka juga berterima kasih kepada Sekolah, terutama kepada kepala sekolah Dra. Mediatrix M. Ngantung, M. Pd yang telah memberi mereka ijin, juga kepada wali kelas dan guru-guru mata pelajaran yang telah memberikan dispensasi kepada mereka.Dalam pengaturan selanjutnya, seluruh peserta dibagi 4 kelompok dengan 4 naskah yang berbeda. 2 orang Maestro SULUT memberi materi dasar di hari pertama dan selanjutnya mengawasi dan mengarahkan penggarapan pementasan teater yang dilaksanakan oleh para peserta dihari selanjutnya.
Dalam kegiatan yang begitu berenergi ini para peserta dari SMA N 9 Manado bisa dibilang aktif. Fabian Lakoy menjadi sutradara sekaligus mengambil peran dalam naskah komedi “Roman Romantis”, Fabian menggarap naskah ini dengan arahan Maestro Sulut Bpk. Frankie Supit berkolaborasi dengan beberapa sekolah yang ada di SULUT. Pratiwi dan Dione berperan begitu gila dalam naskah itu – memang peran mereka sebagai orang gila – sampai penonton seperti benar-benar melihat orang gila di panggung. Bukan sembarang gila, peran ini ada naskahnya, text yang harus dihafal dan gerakan yang harus diatur sedemikian rupa, dan mereka menyelesaikannya kurang dari dua hari. Hebat! Tak ketinggalan Novel Sepang berperan sebagai pentata rias, dengan peralatan yang seadanya, para aktor dibuatnya begitu hidup mengisi karakternya.
Begitu juga pelajar lainnya, Romario, Shabrina, Indah, Magdalena dan Rulita bergabung dengan beberapa sekolah lainnya dalam tim yang tak kalah heboh, dengan naskah “Figura”, naskah komedi yang benar-benar mengocok perut, saya sampai tak percaya bahwa naskah itu digarap hanya dalam waktu kurang dari 2 hari.
Sedangkan 2 kelompok lainnya dibawah bimbingan dan arahan Maestro SULUT Bpk Merdeka Gedoan. Kedua Kelompok menggarap naskah tradisional dengan pementasan yang apik penuh tarian dan diiring musik tradisional yang tak kalah bagusnya.
Lewat kegiatan yang bertemakan – Meresap ilmu dengan belajar bersama maestro untuk pembentukan karakter perekat budaya bangsa – ini, para pelajar setelah mengikuti kegiatan ini, diharapkan bisa melestarikan nilai budaya lewat pementasan teater, mengangkat cerita-cerita yang bisa mencerminkan karakter bangsa dan keutuhannya. Selain itu teater yang merupakan satu seni pertunjukan, bisa menjadi media perekat budaya bangsa.
Ditanya apakah kegiatan ini bermanfaat, para peserta dengan lugas menjawab “sangat bermanfaat”.
_