Mendikbud: Gerakan Pembiasaan Hidup Sehat Harus Dimulai Sejak Usia Dini

Jakarta, Kemendikbud — Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan menekankan pentingnya pendidikan kesehatan dan nutrisi sebagai investasi besar di masa depan. Ia mengatakan, usaha untuk memperbaiki persoalan nutrisi dan kebersihan tidak bisa dipandang sekadar sebagai program pemerintah, melainkan harus dipandang sebagai sebuah gerakan. Karena itu penting untuk melibatkan guru di sekolah dan orang tua di rumah dalam hal kesadaran kesehatan melalui Gerakan Pembiasaan Hidup Sehat sejak usia dini.

“Persoalan nutrisi tidak bisa di-handle ketika anak-anak di sekolah saja. Tapi harus dimulai saat anak masih berada di dalam kandungan. Karena itu penting sekali bagi orang tua untuk memahami pentingnya nutrisi dan efeknya pada pertumbuhan seorang anak,” ujarnya saat berkunjung ke SD Negeri 11 Utara, Kebayoran Lama, Jakarta, Kamis pagi (20/8/2015).

[dropcaps]M[/dropcaps] endikbud mengatakan, pendidikan kesehatan untuk publik bisa dilakukan melalui institusi pendidikan seperti sekolah. “Kita ingin agar orang tua diajak berinteraksi, intensif dengan sekolah untuk membicarakan persoalan pendidikan anak sekaligus bisa dititipi pesan-pesan yang menyangkut kesehatan bagi anak,” katanya.

Saat seorang anak memiliki gizi yang baik, maka pertumbuhan fisik serta kecerdasannya akan lebih baik pula. Hal ini akan berdampak hingga jangka panjang dalam kondisi masyarakat di masa depan.

“Kita harus membayangkan proyeksi masa depan karena kita mengirimkan anak-anak kita ke sekolah untuk menjadi masyarakat mandiri yang bisa mendorong kemajuan, yang bermakna. Tapi jika ada persoalan gizi justru dia bisa jadi beban bagi masyarakatnya,” tutur Mendikbud.

Mendikbud juga menjelaskan tentang hasil penelitian salah satu penerima Nobel bidang ekonomi, James Heckman, bahwa pendidikan dengan return terbesar adalah pendidikan di usia dini yaitu di bawah usia enam tahun. “Return itu kalau dalam bahasa investasi adalah keuntungan atau manfaat,” ujarnya.

Dalam penelitiannya, lanjut Mendikbud, Heckman mencoba mencari tahu, dari pendidikan prenatal sampai seseorang duduk di bangku kuliah, manakah yang memiliki investasi terbesar diterima masyarakat? Hasilnya adalah saat pendidikan pada usia di bawah enam tahun.

“Yang menarik, di dalam teori ini dijelaskan salah satu faktornya. Anak yang terdidik untuk hidup sehat, dia memberikan sumbangan kepada seluruh masyarakat dengan mengurangi biaya perawatan kesehatan sepanjang perjalanan  hidupnya,” jelas Mendikbud.

Kebiasaan hidup sehat sejak anak berusia dini adalah fase di mana anak membentuk kebiasaan positif, seperti terbiasa hidup bersih, makan teratur, atau menggunakan alat-alat dan barang-barang dengan tertib. Kebiasaan hidup sehat sejak dini itu menghasilkan keuntungan paling besar karena di masa depan seseorang tidak mudah sakit sehingga mengurangi beban masyarakat dari segi perawatan kesehatan.

Mendikbud berharap kebiasaan hidup sehat dan asupan nutrisi yang baik dapat memunculkan budaya sehat di sekolah dan budaya sehat di rumah. “Jadikan ini sebagai aktivitas rutin, karena tanpa rutinitas tidak bisa jadi kebiasaan, dan tidak bisa jadi kebudayaan. Budaya itu dihasilkan lewat kebiasaan,” tuturnya. (Desliana Maulipaksi)